Senin, 14 Januari 2013

Peranan Pemasaran dalam Bisnis Asuransi

ABSTRAK Perusahaan Asuransi mengharapkan adanya tingkat pertumbuhan atas perolehan produksi setiap tahunnya . Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan tersebut berkembang dengan sehat dan baik. Untuk itu masing – masing perusahaan Asuransi mengembangkan strategi agar dapat menghasilkan suatu prestasi sesuai dengan harapan dan sasaran perusahaan . Marketing merupakan bidang yang menjadi Ujung Tombak perusahaan dalam memberikan “ Air Kehidupan “ bagi bidang yang lainnya . Sehingga tanpa adanya Marketing bisa mengakibatkan bidang yang lain atau perusahaan tersebut akan kesulitan dalam menggerakan roda perusahaan dan tidak dapat berjalan dan bertahan di dunia Asuransi . Untuk itu diperlukan adanya strategi agar “ aliran air kehiupan “ tersebut tetap mengalir dengan baik secara konsiten dan dinamis sejalan dengan tujuan perusahaan . Marketing adalah upaya untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan konsumen secara menguntungkan , Sedangkan keuntungan perusahaan, sebenarnya juga merupakan kelangsungan hidupnya sendiri, bergantung pada pemenuhan kebutuhan para konsumennya . Kesederhanaan ini sendirilah yang membuat marketing menjadi konsep yang rumit dan sulit dioperasikan atau sulit dilaksanakan karena terkait dengan pengaruh moral, kondisi ekonomi , peraturan pemerintah, keadaan politik dan lingkungan. Kata kunci : Peranan pemasaran , bisnis , asuransi LATAR BELAKANG Perusahaan Asuransi mengharapkan adanya tingkat pertumbuhan atas perolehan produksi setiap tahunnya . Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan tersebut berkembang dengan sehat dan baik. Untuk itu masing – masing perusahaan Asuransi mengembangkan strategi agar dapat menghasilkan suatu prestasi sesuai dengan harapan dan sasaran perusahaan . Marketing merupakan bidang yang menjadi Ujung Tombak perusahaan dalam memberikan “ Air Kehidupan “ bagi bidang yang lainnya . Sehingga tanpa adanya Marketing bisa mengakibatkan bidang yang lain atau perusahaan tersebut akan kesulitan dalam menggerakan roda perusahaan dan tidak dapat berjalan dan bertahan di dunia Asuransi . Untuk itu diperlukan adanya strategi agar “ aliran air kehidupan “ tersebut tetap mengalir dengan baik secara konsiten dan dinamis sejalan dengan tujuan perusahaan . Marketing adalah upaya untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan konsumen secara menguntungkan , Sedangkan keuntungan perusahaan, sebenarnya juga merupakan kelangsungan hidupnya sendiri, bergantung pada pemenuhan kebutuhan para konsumennya . Kesederhanaan ini sendirilah yang membuat marketing menjadi konsep yang rumit dan sulit dioperasikan atau sulit dilaksanakan karena terkait dengan pengaruh moral, kondisi ekonomi , peraturan pemerintah, keadaan politik dan lingkungan. LANDASAN TEORI Dalam praktik Industri asuransi memiliki konsep pemasaran tertentu untuk mencapai objektif pemasarannya. Konsep pemasaran asuransi dipilih berdasarkan kesediaan fitur produk asuransi terhadap kebutuhan pasar asuransi . Adanya suatu prinsip dalam konsep pemasaran asuransi yang menjadi tonggak : • Pasar sasaran – memiilih pasar sasaran yang tepat dan membentuk aktivitis pemasaran asuransi dengan sempurna. • Keperluan pengguna - memahami kehendak sebenar pengguna dan memenuhinya dengan lebih efektif. • Pemasaran berintegrasi - kesemua fungsi / sub-unit industri bekerjasama memenuhi tanggungjawab pemasaran. • Keuntungan - mencapai keuntungan melalui kepuasan pelanggan Pemasaran adalah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai Ekonomi yang menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi pemasaran dan konsumsi yang menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi. Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan : Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997). Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanaan merupakan tahap yang akan menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran. Hal yang mendasar yang merupakan unsur terpenting dalam pelayanan prima yang terus dikembangkan dimana pihak customer semakin dimanjakan atas kebutuhan dan keinginan terhadap produk Asuransi . Pelayanan Prima Perkembangan tuntutan pelayanan saat ini adalah pelayanan prima atau pelayanan yang dapat memenuhi harapan masyarakat atau lebih baik dari standar dan asas-asas pelayanan publik/pelanggan. Dalam organisasi publik hal ini sebenarnya telah menjadi tuntutan sejak munculnya teori negara baru (Frederickson) tentang azas keadilan. Oleh sebab itu dalam pelayanan primapun perlu adanya standar pelayanan sebagai ukuran yang telah ditentukan untuk pembakuan pelayanan yang baik dan berkeadilan. Bila seluruh pelayanan telah memiliki standar maka akan lebih mudah memberikan pelayanan yang lebih baik, sehingga secara kontinyu akan dapat disebut pelayanan prima . Globalisasi tidaklah untuk dihindari. Tetapi untuk diraihnya peluang dalam meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan perusahaan. Perusahaan yang berhasil memasuki era global dicirikan oleh manajemen biaya produksi yang efisien, mutu produk yang tinggi yang sesuai dengan permintaan pasar dan yang mampu mengurangi sumberdaya terbuang, fleksibilitas dalam pengembangan pangsa pasar, dan pelayanan atau pengiriman produk sesuai tepat waktu. Salah satu strategi alternatif untuk memenangkan persaingan adalah pelayanan mutu terpadu (Total Quality Service). Inti tujuan dari strategi pelayanan mutu terpadu adalah pemenuhan keinginan, kebutuhan, kepentingan, dan harapan pelanggan. Dengan kata lain bagaimana perusahaan mampu menerapkan pelayanan prima. Disinilah keterlibatan kalangan manajer dan karyawan harus merupakan suatu tim yang sinergis dan efektif. Diperkuat dengan intensitas komunikasi horisontal dan vertikal diantara mereka maka strategi Pelayanan Mutu Terpadu akan sangat menentukan seberapa jauh pencapaian kepuasan maksimum dan loyalitas pelanggan tercapai. Hal demikian merupakan perubahan paradigma lama yang lebih menekankan pada inventory-driven system ke lebih yang bersifat service-driven system. Konseptualisasi tentang pelayanan (service) belakangan ini telah mendominasi penelitian-penelitian SDM berkenaan dengan kepuasan pelanggan, seperti penelitian Zemke (1989), Heskett (1990), Zeithaml (1998), Barry (1996), dan Hallowell, et al. (1996). Kepuasan pelanggan menjadi pusat perhatian para praktisi dan akademisi karena peranannya dalam menciptakan laba dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam perusahaan jasa, menurut Cronin dan Taylor (1992), kepuasan pelanggan jasa tidak selalu tergantung pada harga. Tetapi kepuasan pelanggan didasarkan secara konseptual, pada penggabungan dari atribut kualitas jasa dan harga. Beberapa faktor yang terkandung dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen, komunikasi antar departemen yang ada, reward, training, job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat, sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan. Sebagai contoh, Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono, 2004). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Furqon (2009), kinerja mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasa kerja. Dimana kepuasan kerja yang optimal diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perushaan (Wendong, et al, 2008: Noermidjati, 2008: Koesmono, 2005). Mengapa sebagian besar konsumen dan pelanggan tiba-tiba hengkang dan tidak membeli produk perusahaan anda lagi? Mengapa mereka pindah dan membeli produk yang sama dari perusahaan lain? Alasannya bisa bermacam-macam. Bisa karena faktor mutu produk perusahaan anda yang rendah, harga mahal, kemasan yang tidak menarik, ketidak-pastian produk, rantai suplai yang stagnan, dan lemahnya mutu pelayanan dan promosi. Dengan kata lain tidak optimumnya upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencapai keberhasilan pemasaran yang meliputi penetapan segmen pasar yang terbaik; pemetaan kebutuhan, persepsi, prefrensi dan perilaku pelanggan; mengetahui siapa pesaingnya; perluasan mitra bisnis; pengembangan sistem termasuk sistem perencanaan pemasaran; pengendalian ketat terhadap jumlah dan mutu produk; pengembangan merek lewat promosi intensif; membangun kepemimpinan pemasaran, koordinasi antardepartemen, dan spirit tim; dan penerapan teknologi berorientasi keunggulan kompetitif. Philip Kotler dalam bukunya (According to Kotler; 2005) mengungkapkan konsep-konsep utama pemasaran meliputi segmentasi, pentargetan, pemromosian, kebutuhan, keinginan, permintaan, penawaran, merek, nilai dan keputusan, pertukaran, transaksi, jejaring dan hubungan, jalur pemasaran, rantai suplai, persaingan, lingkungan pemasaran, dan program pemasaran. Dari kerangka pemasaran tersebut seperti segmentasi, pentargetan, dan pemosisian plus 4P (product, price, place, dan promotion) dapat digunakan untuk menganalisis dan menyusun perencanaan pemasaran. Dengan demikian diharapkan tujuan pemasaran yang berupa pencapaian target penjualan produk (barang dan jasa), menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen dan pelanggan, dan meningkatkan mutu dan standar hidup masyarakat dapat tercapai. Dalam perkembangannya menjadi 7P yaitu adanya penambahan people dan process dimana antara proses bisnis tersebut dan personal marketingnya agar bisa berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan asuransi . PEMBAHASAN Pemasaran sebagai suatu proses tidak mungkin mengabaikan penggunaan sumberdaya manusia (karyawan manajemen dan non-manajemen) yang bermutu. Hal ini berkait dengan pemahaman tentang arti, dimensi, dan praktek pemasaran yang selain mengandung konsep ekonomi dan antropologi, juga tidak lepas dari konsep sosiologi dan psikologi. Misalnya bagaimana lewat survei pasar dapat diketahui segmen pasar yang tepat dan perilaku pasarnya. Untuk itu perlu digunakan pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Begitu pula untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan pelanggan dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan memromosikan produk. Kemudian ketika akan memromosikan produk maka sebelumnya diperlukan koordinasi antara manajer departemen produksi, pemasaran, dan departemen finansial. Semakin baik koordinasi semakin terpenuhinya produk yang dibutuhkan konsumen atau pelanggan. Koordinasi itu sendiri baru bisa berhasil efektif jika mutu kepemimpinan manajer dan etos kerja karyawannya tinggi. Selain itu perusahaan anda harus memiliki SDM yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan teknologi baru, sistem informasi, dan jejaring pemasaran baru. Sebelum kita bicara mengenai bagaimana bentuk strategi marketing Asuransi terlebih dahulu kita mengetahui atas prinsip – prinsip marketing sehingga seorang marketer dapat lebih leluasa untuk bermain di market. Prinsip – prinsip marketing meliputi : 1. Menghormati Pelanggan ( Customer ) Setiap aspek pemasaran hendaknya harus fokus pada pelanggan. Dia adalah hakim dan juri dari pemasaran dan bisnis perusahaan asuransi. Pelanggan ( Customer ) ibarat raja yang mempunyai power untuk memutuskan membeli proteksi asuransi atau tidak. Perusahaan Asuransi harus siap untuk melayani semua kebutuhannya melalui produk inovatif ( tailor made ) dan memberikan respon yang cepat ( excellent service ) atas pilihan produk Asuransi. . Perusahaan Asuransi harus mengetahui akan kebutuhan customer terhadap Coverage dan Terms and Condition lainnya . Jika perusahaan Asuransi tidak memperlakukan istimewa maka akan bisa dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan ditinggalkan oleh customer . Hal ini akan mempengaruhi citra (good will ) bagi perusahaan Asuransi pada khususnya dan industri asuransi pada umumnya. Dengan pendekatan yang sudah dilakukan oleh perusahaan Asuransi ini, tentu akan dapat meningkatkan jumlah pelanggan karena adanya multiplier effect dari customer yang telah mendapatkan excellent service tersebut dimana akan menjadi pusat perhatian dan informasi bagi customer yang lain. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi premi Asuransi . Sasaran paling akhir dari pemasaran asuransi menghasilkan produk asuransi yang tidak hanya memuaskan kebutuhan pelanggan tetapi mereka sangat senang , sehingga mereka bersedia untuk kembali membeli proteksi asuransi dengan beberapa polis asuransi. Kita bisa melihat bagaimana kondisi customer yang lari ke perusahaan lain disebabkan karena kurangnya perhatian dari perusahaan Asuransi tersebut , terlebih – lebih customer tersebut sudah merupakan customer lama dan sangat potensial . Untuk itu perlu adanya customer care yang harus dilakukan oleh perusahaan Asuransi agar tetap loyal dan bisa memberikan kontribusi yang positif kepada perusahaan Asuransi serta bisa membuahkan embrio baru bagi pendapatan premi Asuransi . 2. Mengatur Inteligensi Sebelum menggulirkan produk perusahaan Asuransi harus mempunyai informasi yang lengkap atas kebutuhan customer . Sehingga produk Asuransi tersebut akan terjual dengan cepat . Data – data yang diperlukan tentu terkait dengan portfolio business perusahaan tersebut dan tentu juga back – up reasuransi di level mana perusahaan asuransi akan bermain. Pada akhirnya informasi yang didapatkan dari pengalaman sebelumnya berguna untuk merancang produk unggulan. Seperti halnya dengan produk Abror ( Asuransi Kendaraan Bermotor ) yang merupakan produk unggulan dari PT. Asuransi Takaful Umum yang menawarkan paket Prima ( Hasan ) dan paket Istimewa (Mumtaz ) dimana masing – masing merupakan cover All Risk dengan dirancang lebih menarik. Hal semacam ini juga digalakkan oleh Perusahaan Asuransi yang lainnya . Yang lebih penting bagi customer adalah adanya Benefit yang lebih luas dengan premi yang lebih rendah . Apakah prinsip yang dipakai customer ini menggunakan prinsip low cost carrier ( LCC) ? Bisa jadi , Hal ini menjadi hak bagi customer , namun yang lebih diingatkan kembali adalah perusahaan Asuransi merupakan perusahaan jasa dimana tentu kompentensinya adalah pada saat jasa tersebut digunakan yaitu pada saat klaim dimana service inilah menjadi tantangan bagi perusahaan Asuransi sampai sejauh mana kecepatan dalam penanganan dan pelayanan klaim tersebut . Selanjutnya kita akan memasuki tahapan yang diperlukan dalam Intelegensi asuransi adalah sebagai berikut : a. Sistim memproses informasi Asuransi Sebagian besar kendala yang dimiliki perusahaan asuransi adalah kurangnya sumber informasi . Banyak orang mengetahui banyak hal namun masih terbatas pada data – data yang belum diolah dengan baik. Sehingga diperlukan suatu alat Bantu yang berupa teknologi informasi yang bisa mengubah data awal menjadi data bisa terbaca dengan rapi sesuai dengan permintaan reporting dari Manejemen atau menjadi sumber informasi buat customer yang berkenan untuk mengetahui lebih detail mengenai perusahaan Asuransi yang bersangkutan . Sehingga perusahaan Asuransi harus memberikan Belanja Asset untuk teknolgi informasi ini yang tentu bisa mengikuti kemajuan dari masa ke masa agar tetap up to date dan akurat . Jika tidak ada teknologi informasi maka sistem yang digunakan untuk menyatukan pengetahuan asurasi tersebut akan mengalami kesulitan dan apalagi jika pada kasus ( level ) untuk pembuktian dan aplikasi bagi tujuan yang lebih spesifik. Sehingga tidak bisa dipungkiri lagi bahwa strategi yang sukses memerlukan informasi yang baik . Informasi yang baik adalah hasil dari inteligen yang baik dan merupakan batu landasan yang kokoh dari jalan menuju sukses bisnis. b. Membuat penilaian menyeluruh yang meliputi : 1). Menilai peluang pemasaran asuransi Strategi yang hebat mengalir dari visi dan misi yang yang mempunyai fondasi moral kuat. Dengan visi dan misi bagi suatu perusahaan Asuransi menjadi sebuah motivasi dan Kemenangan sering berpihak pada sisi yang benar . Hal ini berkaitan dengan pengaruh moral, kondisi ekonomi , peraturan pemerintah, keadaan politik dan lingkungan. 2) Analisis kekuatan , kelemahan , peluang dan ancaman ( SWOT ) Analisa diperlukan terkait dengan kekuatan yang merupakan kompetensi inti internal perusahaan asuransi yang membawa pada keunggulan bersaing. Pada sisi kelemahan mencerminkan karakteristik internal perusahaan asuransi yang membatasi efektivitas ruang gerak dan langkah menuju perkembangan serta kemajuan. Adapun peluang memberikan arah abru dalam penggunaan sumber daya eksternal untuk meningkatkan kinerja. Sedangkan ancaman merupakan kondisi yang perlu mendapatkan perhatian serius dari perusahaan asuransi karena hal ini bisa secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi bisnis asuransi. c. Pengetahuan produk asuransi adalah kekuatan pemasaran Seorang marketer yang lihai dan handal tentu tidak terlepas adanya pengetahuan produk asuransi ( product knowledge ) yang sangat menunjang dalam memberikan respon atas kebutuhan dari customer. Sehingga waktu yang diperlukan lebih efisien dan lebih efektif karena setiap permasalahan yang ada langsung dapat dipecahkan dengan solusi yang terbaik. Hal ini d. Riset yang baik amat penting Dalam riset diperlukan keahlian dalam profesinal yang meliputi : 1) Detektif adalah seseorang yang dapat menentukan apa yang diinginkan klien dan dapat menemukan data mentah secara akurat. 2)Analis adalah seseorang yang dapat melakukan analisis dan bisa merasakan bias dari pembuat keputusan. 3)Politisi adalah seseorang yang bisa melakukan tindak lanjut analisis dengan tangkisan yang efektif terhadap penolakan yang tidak sah dari pembuat keputusan. Sasaran dari suatu riset yang dilakukan perusahaan asuransi adalah pencapaian terhadap suatu keunggulan . 3.Mempertahankan Objektif ( Sasaran ) Objektif adalah prinsip yang paling penting karena objektif terjalin erat dengan strategi sehingga tanpa objektif semua prinsip yang lain tidak artinya . Untuk itu objektif ditetapkan dengan jelas. Sifat dari dapat dicapai dari objektif haruslah memberikan kontribusi secara signifikan pada pemenuhan rencana jangka panjang yaitu misi perusahaan asuransi itu sendiri. Sehingga mempertahankan objektif berarti memilih arah strategis atau sasaran taktis dan tetap berpegang teguh pada arahan yang sudah ditentukan sebelumnya agar produksi bisa didulang lebih optimal. 4. Mengambil risiko yang diperhitungkan Kreativitas pemasaran dalam memasarkan produk asuransi termasuk mengambil risiko dan dapat membawa pada keunggulan bersaing yang luar biasa. Sehingga diperlukan keteguhan untuk tampil beda dan banyak keberanian untuk menjadi pembeda dengan yang lainnya. Efek yang terjadi bisa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dimana bisa mencapai target produksi dalam waktu yang cepat . 5. Posisi yang aman Peta dari posisi perusahaan menempatkan permainan marketing dalam perolehan produksi. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan modal bagi perusahaan sehingga dalam operasional sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari modal yang dipunyainya. Namun ini bukan tidak solusi bagi perusahaan asuransi yang kecil untuk tetap dapat meningkatkan akseptasi penutupannya. Untuk itu back – up reasuransi tetap diperlukan agar dapat mendongkrak produksi premi asuransi karena adanya peningkatan kapasitas penutupan objek Asuransi . 6. Tindakan yang proaktif Perencanaan yang dilakukan perusahaan asuransi penting, akan tetap pelaksanaan rencana yang sukses amat penting untuk sukses dalam mendulang premi asuransi. Hanya dengan tindakan proaktif yang dapat menentukan hasilnya. Ketiaka perusahaan asuransi meninggalkan segmen pasar terbuka, kemudian competitor masuk ke dalam segmen tesebut yang mengakibatkan perusahaan asuransi menjadi kehilangan bisnis karena membiarkan kompetitor yang lainnya proaktif. Dan tentu akibatnya sangat sulit untuk merebut kembali bagian pasar. Teori mengenai strategi marketing sangat variasi antara satu perusahaan Asuransi dengan yang lainnnya tergantung model bisnis yang akan diterapkan . Hal ini menunjukkan bahwa strategi marketing harus dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan hasil yang optimal . Hanya saja yang perlu kita cermati bagaimana strategi marketing bisa berjalan secara efektif dan efisien . Salah satu strategi pemasaran yang bisa kita terapkan adalah dengan konsep Bauran pemasaran ( Markting Mix ) dimana aplikasinya tergantung situasi dan kondisi yang berada di Perusahaan Asuransi masing – masing . Strategi menggunakan Marketing Mix meliputi : 1. Produk Asuransi ( Product ) Produk inilah yang langsung bisa dirasakan oleh nasabah . Manfaat dan besaran Benefit menjadi sangat menjadi nilai jual bagi perusahaan Asuransi . Sehingga Perusahaan dalam membuat produk haruslah bisa menjadi layak untuk dinikmati bagi customer . Untuk perlu dibuat suatu produk yang bukan hanya layak untuk dinikmati namun juga bisa sampai level Beyond the expectation customer . Hal ini tentu akan memacu bagi perusahaan Asuransi untuk membuat produk yang lebih inovatif dan kreatif sebagai solusi kebutuhan customer dengan produk yang lebih tailor made tanpa mengesampingkan adanya Prudent Underwriting . 2. Lokasi kantor operasional yang Strategis (Place ) Mengapa kantor operasional perusahaan asuransi lokasinya harus strategis ? Jawaban yang sangat sederhana adalah agar pelayanan jasa Asuransi kepada customer lebih mudah di jangkau dan memberikan peace of mind buat customer atas keberadaan kantor apalagi ditunjang pada tempat yang sangat strategis . Lokasi kantor yang strategis memudahkan customer bisa berinteraksi dan bisa menjadi sarana promosi buat calon customer untuk mengenal lebih dekat dengan perusahaan Asuransi . 3. Harga Asuransi yang relatif lebih murah . ( Price ) Customer biasanya akan lebih memilih premi Asuransi yang lebih dibandingkan dengan perusahaan yang lainnya . Hal ini terkait dengan adanya keterbatasan daya beli nasabah . Sebenarnya tingkat harga asuransi akan mengikuti besarnya jumlah peserta yang ikut dalam perusahaan Asuransi sehingga hukum bilangan besarnya terpenuhi ( the law of large number ) . Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam harga Asuransi adalah sebagai berikut : a. Cover expected b. Outstanding Claim c. Provide to profit d. Meet all expenses Disamping itu memang ada beberapa factor yang lain sebagai unsure yang harus diperhatikan dalam penentuan harga Asuransi seperti adanya inflasi , nilai investasi , exchange rate serta adanya harga yang diberikan kompetitor di market Asuransi . 4. Promosi perusahaan Asuransi ( Promotion ) Promosi merupakan mesin penggerak yang bisa menjadi fasilitas dalam menyampaikan segudang informasi berkaitan dengan produk – produk yang sudah dibuat oleh perusahaan Asuransi . Tanpa adanya promosi menjadi suatu kendala tersendiri sehingga informasi tidak sampai ke customer apalagi sampai ke level adanya kemauan untuk membeli suatu produk Asuransi . REKOMENDASI / USULAN : 1. Pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam industri asuransi karena perusahaan bisa lebih maju dan berkembanga dengan peningkatan pendapatan premi Bruto . Pemasaran memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi yang lainnya dimana dalam melakukan pencapaian target Pemasaran dengan strategi Marketing Mixed yaitu Product, Promotion, Place, Price , Peole dan Process . 2. Dalam meningkatkan penetrasi pasar maka perusahaan harus going concern terhadap target dan focus dalam segmentasi pasar apakah melalui jalur Distribusi yaitu melalui Direct atau Indirect seperti melalui Broker dan Agent . Perusahaan Asuransi mengembangkan kemitraan dengan Bank atau Lembaga Multi Finance yang lainnya agar bisa tumbuh dengan cepat dimana customer wajib berasuransi karena Bank agar Non Performance Loan akan tetap baik . 3. Pasar asuransi berubah dengan kecepatan tinggi. Untuk itu pemasaran diperluas dengan melakukan inovasi produk dan inisiatif agar produk asuransi bisa diserap oleh nasabah . Konsep pemasaran bukan hanya semata – mata penjualan saja ( sales ) tetapi lebih dari itu yaitu purna jual ( After sales ) . Hal ini tentu akan bisa mempertahankan nasabah dengan baik .( Market retention ) . Perusahaan asuransi terus bisa menciptakan peluang baru secara berkelanjutan dengan mengembangkan bisnis asuransi agar dapat diterima oleh pasar dengan membina hubungan jangka panjang. Pemasaran dalam melakukan penetrasi pasar tidak hanya semata – mata mengejar pendapatan premi Bruto , namun tetap mengutamakan adanya Hasil Underwriting sehingga akan tetap tercapai Net Profit perusahaan . 4. Adanya sosok yang ideal bagi marketer bukan hanya ahli dalam bidang marketing , namun diperlukan kemampuan Underwriting dimana bisa melakukan analisa risiko sehingga akan lebih cepat memahami bahwa bisnis yang akan dibawa itu akan menguntungkan perusahaan dan apabila risiko terlalu tinggi ( High exposure riks ) maka telah dipastikan bahwa risiko tersebut telah ditempatkan ke perusahaan reasuransi atau dengan jalur ko- asuransi atau dengan skema yang lainnnya . Pemasaran dalam melakukan persaingan hendaknya tidak semata – mata dengan melakukan pengurangan nilai premi sampai batas yang tidak wajar sehingga menghilangkan penetapan premi yang tentu tidak akan mencukupi apabila terjadi klaim. Akibatnya perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam menyelesaian klaim . Muara dari ketidakmampuan tersebut maka akan menghilangkan kepercayaan nasabah kepada perusahaan asuransi . DAFTAR PUSTAKA Gerald A. Michaelson dan Steven W. Michaelson , Sun Tzu, Strategi untuk Permasaran, Karisma Publishing , Batam, 2004 William Lazer, "Marketing's Changing Social Relationships," Journal of Marketing, Vol. 33 (January 1969), pp. 3–9 Philip Kotler and Sidney J. Levy, "Broadening the Concept of Marketing," Journal of Marketing, Vol. 33 (January 1969), pp. 10–1 Kotler, P. (1972) “What consumerism means for marketers”, Harvard business Review 50(3), 48-57 Chattanano, A. (2003), The impact of societal marketing programs on customer Gaski, JF (1985), “Dangerous territory : The societal marketing concept revisited”, Business Horizons, 28(4), 42-47 Crane, A. Desmond, J (2002), “Societal marketing and morality”, European Journal of Marketing, 36(5/6) 548-569 www.thebodyshop.com/_en/_ww/services/aboutus_company.aspx) Bloom N. Paul, Gundlach T. Gregory. Handbook of marketing and society,Sage publications Handelman, Jay M.; Arnold, Stephen J. 1999: Journal of Marketing Elliot, G.R(1990)The marketing concept: Necessary but sufficient? an environmental view. European Journal of Marketing McColl-Kennedy, J., Kiel, G., Lusch, R., Lusch, V. 1994, Marketing: Concepts and Strategies, Nelson Australia, Melbourne Andreasen, A. 1995, Marketing Social Change: Changing Behavior to Promote Health, Social Development and the Environment, San Francisco: Jossey BassI Belz, Frank Martin, Peattie, Ken (2010) : "Sustainability Marketing", John Wiley and Sons Business in the Community (2001), "Businesses Use Marketing Muscle to Tackle Social Issues", in Cause-related Marketing Website, Sen, Sankar and C.B. Bhattacharya (2001). "Does Doing Good Always Lead to Doing better, Consumer Reactions to Corporate Societal Responsibility", Journal of Marketing Research, 38(May).