Senin, 17 Desember 2012

Pengembangan Produk Asuransi Mikro

Pengembangan Produk Asuransi Mikro bagi segmentasi Menengah dan Kecil Oleh : Ibnu Suryadi Abstrak Pada dewasa ini yang lebih berkepentingan dalam berasuransi hanya terbatas kepada kelompok yang memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran . Dalam hal ini kelompok yang kaya merasakan adanya kekawatiran jika terjadi musibah yang mengakibatkan kehilangan dan kerusakan kekayaan . Dalam hal ini peranan asuransi masih terbatas kepada kelompok yang tertentu “ hanya berduit “ saja . Untuk itulah diperlukan adanya pengembangan produk yang berpihak pada kepentingan Menengah dan kecil bisa memberikan manfaat sebesar – besarnya . Untuk itu beberapa pionir perusahaan asuransi mencoba untuk mengembangan asuransi bagi kelompok menengah dan kecil yang sering disebut Asuransi Mikro ( Micro Insurance ) . Kata kunci : Produk asuransi mikro, segmentasi menengah dan kecil Pendahuluan Pada dewasa ini yang lebih berkepentingan dalam berasuransi hanya terbatas kepada kelompok yang memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran . Dalam hal ini kelompok yang kaya merasakan adanya kekawatiran jika terjadi musibah yang mengakibatkan kehilangan dan kerusakan kekayaan . Dalam hal ini peranan asuransi masih terbatas kepada kelompok yang tertentu “ hanya berduit “ saja . Untuk itulah diperlukan adanya pengembangan produk yang berpihak pada kepentingan Menengah dan kecil bisa memberikan manfaat sebesar – besarnya . Untuk itu beberapa pionir perusahaan asuransi mencoba untuk mengembangan asuransi bagi kelompok menengah dan kecil yang sering disebut Asuransi Mikro ( Micro Insurance ) . Dalam hal ini Bapepam-LK sebagai sebagai pihak Regulator sedang membangun kebijakan agar masyarakat menengah bawah dapat mengakses jasa keuangan khususnya asuransi. Sehingga masih belum banyak masyarakat yang memahami betapa pentingnya asuransi. Banyak yang menilai bahwa asuransi hanya diperuntukkan bagi masyarakat menegah ke atas karena terkesan mahal. Padahal sebaliknya bahwa saat ini banyak asuransi yang menyediakan produk untuk masyarakat menengah ke bawah dengan premi yang ringan. Pihak Bapepam-LK, mulai merancang aturan tersebut yang akan menggantikan KMK No.422/KMK/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dan KMK No.426/KMK/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Ide dalam perumusan rancangan aturan adalah semakin beragam dan kompleksnya produk asuransi dan pemasarannya. Hal ini dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi maupun pemegang polis atau tertanggung. Selain itu, aturan bertujuan agar pengelolaan risiko produk asuransi dan pemasarannya berjalan dengan baik sehingga penerapan tata kelola yang baik (good governance), manajemen risiko yang memadai, dan praktik-praktik asuransi yang sehat pada perusahaan asuransi dan pemberdayaan pemegang polis atau tertanggung perlu ditingkatkan. Hal yang mencolok pada rancangan aturan ini adalah perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum wajib memiliki Komite Pengarah Pengembangan Produk Asuransi, yakni pihak yang bertanggung jawab memberikan rekomendasi kepada direksi terkait dengan produk asuransi yang dipasarkan. Komite ini bisa beranggotakan direktur yang membawahkan unit kerja atau fungsi pengembangan produk, aktuaris perusahaan, tenaga ahli asuransi, ahli investasi untuk perusahaan asuransi jiwa atau pejabat satu tingkat di bawah direksi yang bertanggung jawab dalam bidang investasi untuk perusahaan asuransi umum, dan pejabat satu tingkat di bawah direksi yang bertanggungjawab dalam bidang underwriting, pemasaran, hukum, dan teknologi informasi. Adanya upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk berasuransi kiranya perlu terus dibangun agar pada suatu hari nanti sebagian masyarakat Indonesia mengerti pentingnya asuransi bagi perencanaan keuangan atau finansial masa depan. Salah satu cara yang dilakukan oleh pelaku industri untuk menarik minat masyarakat dalam mengansurasikan keuangannya adalah dengan mengeluarkan produk-produk asuransi yang dapat menjawab kebutuhan asuransi bagi berbagai lapisan masyarakat. Namun, lanjutnya, tentu saja dukungan pemerintah juga sangat penting dalam mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya asuransi bagi masa depan. Melalui sosialisai dan edukasi yang akan dilakukan oleh pihak asuransi, diharapkan angka anak yang terlantar pendidikannya serta angka orang yang tidak mampu membayar biaya rumah sakit yang semakin mahal tiap tahunnya dapat ditekan dengan memiliki polis asuransi. Pada saat ini sudah ada beberapa produk asuransi yang memang khusus bagi masyarakat menengah ke bawah. Misalnya di PT. Asuransi Manulife itu ada produk asuransi kecelakaan dengan premi yang lebih ringan . Sejauh ini, jelasnya, pemasaran produk asuransi untuk masarakat menengah masih melalui mekanisme kerjasama melalui pihak perbankan. Hingga saat ini, mayoritas pemilik polis merupakan nasabah bank dengan pembayaran premi secara langsung dari tabungan. Namun demikian pihak asuransi tetap harus lakukan sosialisasi yang lebih lagi serta edukasi agar masyarakat lebih mengerti akan manfaat asuransinya . Pihak pemerintah mengharapkan agar seluruh masyarakat diupayakan untuk menikmati asuransi yang memiliki konsep yang berbeda dengan perbankan, yakni memberikan proteksi yang lebih baik terhadap masyarakat. pihaknya sedang membangun kebijakan-kebijakan serta upaya-upaya agar jasa keuangan terutama industri asuransi dapat dinikmati oleh semua orang, khususnya financial inclusion. Namun ia menegaskan jika tidak semua asuransi mikro merupakan asuransi yang dikhususkan bagi menengah ke bawah. Sebelum produk tersebut diluncurkan, Bapepam akan melakukan telaah terhadap komponen dan risikonya. Seperti halnya kesuksesan yang diraih tahun 2009 PT. Allianz Life Indonesia dan Allianz Utama Indonesia (Allianz Indonesia) telah berhasil menjual 347.000 polis asuransi mikro . Pendapatan premium gabungan naik dari Rp. 1,1 milyar menjadi Rp. 9,5 milyar. Allianz berencana untuk terus mengembangkan bisnis asuransi mikronya melalui lebih banyak mitra distribusi dan produk. Dengan demikian maka produk asuransi Mikro mempunyai potensi yang sangat besar . Asuransi mikro kami berkembang dengan sangat cepat karena berhasil memenuhi permintaan yang tinggi akan perlindungan asuransi untuk keluarga ekonomi lemah. Asuransi mikro memberikan dua keuntungan dasar secara sosial dan ekonomis karena hukum bilangan terpenuhi ( the law of large number ) . Asuransi mikro dapat diperkenalkan kepada masyarakat yang lebih luas, terutama masyarakat ekonomi lemah yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk mendapat perlindungan asuransi namun sebenarnya sangat membutuhkan. Dengan ekonomi Indonesia yang terus tumbuh, banyak nasabah asuransi mikro kami yang akan mendapatkan kemajuan dalam ekonominya. Dengan memberikan pelayanan saat ini, kami berharap untuk bisa mendapatkan kesetiaan dan berkembang bersama .Dalam hal distribusi asuransi mikro pihak perusahaan asuransi dapat bermitra dengan bank komersial dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan koperasi kredit. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyadari perlunya regulasi khusus yang mengatur tentang asuransi mikro mengingat semakin banyak perusahaan asuransi yang melirik lini bisnis ini dimana industri asuransi nasional belum mempunyai pengaturan khusus produk asuransi mikro.Peraturan tersebut dibutuhkan, karena sifat asuransi mikro berbeda dengan produk asuransi pada umumnya, terutama keagenan dan administrasi. Asuransi mikro pernah populer di kalangan petani dan nelayan. Namun, perkembangan asuransi yang mengincar masyarakat menengah ke bawah ini 'jalan di tempat', karena tidak didukung oleh sumber daya manusia dan sistem informasi yang memadai. Selanjutnya, produk asuransi mikro sebaiknya diselenggarakan oleh perusahaan asuransi bekerja sama dengan lembaga tertentu, seperti bank perkreditan rakyat, koperasi, atau badan usaha milik desa. Selanjutnya belum ada definisi yang tepat mengenai asuransi mikro. Oleh karena itu, regulator masih mengeksplorasi produk asuransi mikro ini . Perusahaan asuransi terus mengembangkan bisnisnya dengan fokus kepada masyarakat menengah ke bawah, yang selama ini belum banyak digarap. Penetrasi bisnis itu dilakukan dengan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat kecil serta memperbanyak sosialisasi pentingnya memiliki produk perlindungan diri. Adanya perusahaan yang mencoba fokus kepada masyarakat kelas ekonomi kecil dan itu menjadi bagian dari edukasi masyarakat agar mengerti asuransi yang mengembangkan bisnis asuransi dengan fokus kepada masyarakat menengah ke bawah menawarkan produk asuransi mikro. Adanya beberapa perusahaan asuransi yang sangat fokus dan signifikan memasarkan produknya kepada masyarakat kecil. Bahkan ada yang sangat fokus menggarap pasar asuransi mikro dengan menawarkan premi yang mudah dijangkau oleh masyarakat kelas bawah . Selanjutnya pada saat ini jumlah masyarakat Indonesia yang mengerti pentingnya asuransi masih sedikit. Hal itu karena kurangnya sosialisasi asuransi dan banyak yang belum memahami fungsi asuransi. Selain itu, keadaan ekonomi masyarakat yang masih memiliki daya beli yang rendah juga mendukung kurangnya pemahaman terhadap asuransi. Pada beberapa tahun terakhir kami melihat kebutuhan masyarakat akan produk asuransi semakin tinggi. Dengan kondisi tersebut, potensi pertumbuhan industri perasuransian semakin besar sehingga perusahaan asuransi dituntut meningkatkan pemasaran produknya . Dengan adanya kerja sama antara perbankan dan perusahaan asuransi untuk memasarkan produk asuransi, kedua pihak bisa bersama-sama mengambil keuntungan yang positif. Kerja sama bancassurance bagi bank bisa mendukung peningkatan pendapatan fee based income (non bunga) yang stabil dan berkelanjutan. Bancassurrance merupakan pola marketing yang sekarang ini sudah mulai digalakkan oleh sebagian perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi menggunakan jalur distribusi melalui bank ini bertujuan agar produk asuransi lebih mudah dikenal dan diterima di seluruh lapisan masyarakat yang menggunakan jasa bank. Jika kita cermati bahwa semua transaksi perdagangan baik dari skala lokal, nasional maupun internasional tidak terlepas adanya peran intermediasi dari perbankan. Untuk itu sangatlah tepat jika perusahaan asuransi mulai membidik sektor perbankan dengan ikut berkolaborasi menjadi satu paket produk Bancassurance. Keuntungan dari penerapan Bancassurance adalah : 1. Reduction cost Biaya yang sering digunakan oleh perusahaan asuransi seperti biaya sewa gedung, biaya rekrutmen agen bisa diperkecil . 2. Efektif dan efisien Waktu yang digunakan dalam mengenalkan produk akan lebih cepat diterima oleh customer. Sehingga penetrasi pangsa pasar produk asuransi lebih cepat. 3. Membuat kenyamanan bagi bank dan customer Produk yang dimiliki bank dapat disesuaikan dengan back- up dari perusahaan asuransi sehingga membuat kenyamanan dari bank yang akan memberikan fasilitas kredit baik berupa modal kerja atau pembiayaan. 4. Adanya komunikasi yang terjalin dengan baik antara pihak asuransi dan bank. Kelemahan dari penerapan Bancassurance adalah : 1. Adanya kemungkinan terjadinya dispute jika terjadi klaim antara pihak Customer dengan perusahaan asuransi karena pengetahuan jaminan dan pengecualian dari produk asuransi masih relatif sedikit. Sehingga perusahaan asuransi harus meluangkan waktu untuk mengadakan pelatihan secara berkala yang melibatkan pihak bank agar dispute yang akan terjadi tersebut bisa dihilangkan. Adanya pemahaman dari pihak awam jika terjadi klaim maka pihak asuransi wajib membyar klaim tersebut tanpa melihat apakah klaim yang terjadi termasuk dijamin atau tidak dijamin oleh perusahaan asuransi. 2. Tertanggung tidak bisa secara jelas mendapatkan gambaran produk lebih rinci karena yang diberikan oleh pihak bank hanya garis besarnya saja. Untuk itu diperlukan adanya pelayanan yang lebih ekstra dari customer care perusahaan asuransi karena adanya permintaan penjelasan dari nasabah bank tersebut. 3. Jika bank tersebut mempunyai dua atau lebih rekanan perusahaan asuransi ada kecenderugan rate yang lebih kecil ditawarkan kepada nasabah tanpa melihat adanya cover yang diberikan. Sehingga terjadi adanya rate yang kompetitif diantara pengguna bancassurance tersebut. 4. Adanya konflik internal antara pihak asuransi dan bank bisa memberikan nilai sentimentil atas penjualan produk asuransi sehingga akan berdampak atas rendahnya produksi yang ditawarkan. Penggunaan bancassurance merupakan salah satu jalur alternatif distribusi yang perlu dikembangkan perusahaan asuransi dengan memberikan paket produk asuransi yang dirancang lebih sederhana. Hal ini untuk memudahkan pihak bank dalam memasarkan jasa asuransi . Praktek bancassurance ini akan bisa terjadi dengan adanya reciprocal business dimana kedua belah pihak mendapatkan adanya manfaat atau benefit atas produk ini. Bagi perusahaan asauransi hal ini menjadi suatu tantangan yang baru karena harus bisa memberikan pelayanan yang prima baik dari proses penerbitan sampai penyelesaian klaim agar pihak bank tidak ditinggalkan oleh customernya. Untuk pemeliharan citra yang baik haruslah lebih diutamakan sehingga akan bisa menggairahkan roda perekonomian secara nasional . MOU dengan pihak Lembaga Keuangan lainnya Adanya peningkatan orientasi pemerintah terhadap pertumbuhan sektor usaha yang bergerak menengah dan mikro membuat perusahaan asuransi juga mulai menggarapnya. Biasanya bisnis ini terjadi pada koperasi atau sejenisnya yang mengelola dana yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bank umum. Biasanya pola yang mereka lakukan adalah dengan memanfaat produk yang bisa memenuhi kebutuhan hidup. Pada lembaga keuangan ini sesungguhnya bisa dijadikan sebagai alternatif jalur distribusi untuk membantu memasarkan jasa asuransi . Perusahaan asuransi bisa membuat nota kesepahaman dengan pihak koperasi tersebut untuk bisa bersama – sama bagi nasabah koperasi bisa ikut sebagai peserta asuransi. Hal ini akan dapat meningkatkan pertumbuhan premi dari sektor retail dan sangat membantu perusahaan asuransi dalam sosialisasi produk asuransi . Pada akhirnya kita bisa menyimpulkan bahwa perusahaan asuransi akan selalu berusaha mengembangkan distribusi alternatif dengan metodologi yang berbeda didukung dengan modal dan teknologi agar bisa lebih cepat dalam memasarkan jasa asuransi . Strategi Pemasaran Produk Asuransi merupakan suatu bentuk aktivitas penjualan yang saat ini masih banyak diminati masyarakat. Arti sebenernya dari asuransi adalah perlindungan nilai ekonomi seseorang atau kumpulan (corporate). Arti lain dari Asuransi juga bisa diartikan, penggantian sebagian bahkan keseluruhan akibat adanya suatu kerugian baik itu jiwa atau material yang dialami oleh individu atau kumpulan. Strategi Pemasaran Produk Asuransi adalah sama dengan anda menawarkan produk yang bersifat maya atau tidak tampak, seperti : produk dana pasar uang, produk Obligasi dan produk Saham, mengapa demikian?. Karena asset tidak berwujud ini sama-sama memiliki kekurangan yakni besaran nilai uang yang tidak bisa dipprediksi secara konsisten dimasa yang akan datang. Marketing Afiliasi Salah satu usaha marketing yang dilakukan oleh perusahaan asuransi dengan menjalin hubungan dengan satu pihak yang merupakan Afiliasi dari perusahaan asuransi itu sendiri Dengan adanya afiliasi maka biaya yang timbul bisa diperkecil karena adanya kontribusi biaya yang dikeluarkan secara bersama - sama untuk lebih mengoptimalkan kepada hasil yang diperoleh . Perluasan marketing dengan memanfaatkan hubungan yang telah terjalin dengan baik melalui lembaga keuangan untuk tetap bisa menunjang produk yang ditawarkan. Tujuan adanya pemanfaatan afiliasi ini adalah untuk meningkatkan efektivitas biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Disamping itu akan membantu Tertanggung untuk memperoleh informasi mengenai gambaran secara garis besar atas produk yang ditawarkan. Namun perlu adanya kontrol dari perusahaan asuransi atas informasi yang disampaikan ke Tertanggung sudah benar dan akurat sesuai dengan produk perusahaan asuransi itu sendiri agar tidak terjadi dispute atau bahkan miscommunication antara pihak Customer dengan Marketing afiliasi . Direct Mailing Sebagian besar perusahaan asuransi belum menerapkan pola ini karena kurang efektif . Sebenarnya konsep direct mailing ini bisa diterapkan di perusahaan dengan volume dan frekuensi yang relatif kecil karena target market terbatas pada Customer yang potensial. Pengenalan produk melalui direct mailing haruslah bisa mencerminkan adanya suatu kemasan yang cukup baik dan menarik sehingga tidak terlalu sulit bagi customer untuk bisa mengenali dan memahami suatu produk. Hal ini tentu tidak terlepas dukungan alat teknologi yang mampu merancang pola baik dari sisi kertas yang digunakan , pesan yang diinginkan haruslah jelas, padat dan singkat dan adanya asesoris yang menarik . Unsur – unsur itulah yang menentukan respon customer untuk mau menerima proposal produk yang ditawarkan atau kebalikannya . Untuk itu perusahaan asuransi akan melakukan monitoring atas quotation tersebut apakah bisa dilanjutkan kepada tahapan closing atau masih diperlukan negoisasi terhadap cover yang dibutuhkan dengan rate yang lebih memadai . Direct marketing merupakan distribusi alternatif yang bis a dilakukan dengan menggunakan dana yang relatif lebih kecil agar proses promosi kepada nasabah dapat lebih diterima. Direct Marketing Satu hal yang harus diperhatikan bahwa Direct marketing dilakukan jika target tersebut cukup potensial ( corporate ) sehingga dibutuhkan pendekatan personal dari pihak asuransi agar bisa mengetahui secara lebih rinci dalam menawarkan jasa jaminan asuransi. Untuk diperlukan suatu tahap – tahap yang dilakukan agar bisa berhasil dengan baik yaitu meliputi : 1. Analisa kebutuhan Kebutuhan masing masing prospek itu sangat heterogen sehingga diperlukan adanya identifikasi dan pemetaaan ( mapping prospect ) atas permintaan penutupan asuransi . Untuk itu diperlukan adanya klasifikasi atas masing – masing apakah sesuai dengan kebutuhan customer. Seperti misalnya untuk Middle Class sampai high class tentu lebih cocok untuk cover asuransi rumah tinggal dan mobil dimana memang mereka mempunyai kemampuan dari sisi finansial. Sedangkan untuk Middle Class sampai First Line Class lebih cocok adalah Personal Accident dimana premi yang ditetapkan lebih murah. Adapun untuk industri yang ruang lingkupnya lebih besar bisa ditawarkan cover Industri All Risk 2. Kesadaran akan kebutuhan Dalam melakukan pendekatan marketing kepada tertanggung perlu ditekankan bahwa konfirmasi ikut asuransi yang dilakukan atas penuh kesadaran tertanggung sehingga akan lebih mudah dalam proses perpanjangan ( renewal ) dan bisa menjadi perpanjangan informasi atas produk – produk asuransi yang ditawarkan kepada potensial market yang lainnya. Proses kesadaran itu dilakukan agar permintaan penutupan asuransi bisa menjadi suatu tingkat derajat kebutuhan bagi keamanan, kenyamanan dan ketenangan bagi customer. 3. Solusi bagi kebutuhan Dewasa ini perusahaan asuransi telah mampu mendesain produk dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan customer. Hal ini didorong karena adanya peningkatan permintaan asuransi dengan proses administrasi sederhana dan jaminan yang lebih luas dari standard dengan sistim lebih cepat dan akurat . Perusahaan asuransi akan tumbuh semakin lebih besar jika dapat memanfaatkan peluang emas ini. Namun untuk kebutuhan asuransi yang tailor made haruslah sangat hati – hati karena akan mempengaruhi cash flow perusahaan jika tidak mencari back – up cover reasuransi. 4. Adanya Rumusan yang tepat Setelah mendapatkan peluang yang jelas dan ada secercah harapan dari sang prospek maka langkah selanjutnya ada membuat suatu rumusan yang tepat. Rumusan dibuat untuk memberikan gambaran atas diri sang prospek bahwa ada beberapa variable yang merupakan solusi yang bisa ditawarkan kepada tertanggung . Perusahaan asuransi selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Untuk itu perlu adanya usaha yang dilakukan agar dapat mempertahankan loyalitas customer . Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi perusahaan asuransi agar terbentuk locking loyalty bagi customer. Adapun unsur – unsur pembentukan locking loyalty meliputi : a. realibility Perusahaan asuransi haruslah menawarkan produk sesuai dengan jenis produk yang dimiliki. Sehingga customer akan setia terhadap perusahaan asuransi karena jaminan yang diperlukan itu benar – benar ada. Sebagian kecil customer belum atau tidak memperhatikan adanya wording atau polis dimana ada bagian pasal pengecualiannya. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dari perusahaan asuransi kepada tertanggung. Dengan memberikan informasi secara rinci akan membuat customer lebih pandai untuk minta jaminan sesusai dengan yang dikehendaki. Sehingga tidak akan terjadi anggapan bahwa jika ada klaim pasti dibayar oleh perusahaan asuransi. Pola pikir ini masih kita dapati pada orang awam yang masih minim pengetahun akan asuransi. b. assurance Produk asuransi yang diberikan kepada customer haruslah yang bisa membuat kenyamanan atas jaminan yang diberikan. Hal ini akan mendorong Tertanggung untuk melakukan aktivitas bisnis tanpa memikirkan risiko yang akan terjadi. Sehingga akan memberikan stimulan dan dorongan bagi pihak Tertanggung ( jika dia seorang wirausaha ) untuk menciptakan bisnis yang lainnya . Dan lebih jauh lagi akan bisa menyerap tenaga kerja yang akan membantu pengurangan jumlah tenaga pengangguran. Jika multiplier effect dapat membawa dampak yang positif maka bisa dipastikan customer akan loyal kepada perusahaan asuransi . c. tangible Dari sisi ini perusahaan asuransi dituntut bisa mempunyai komitmen yang tinggi agar bisa terwujud adanya kepercayaan dari Customer . Hal ini tentu juga terkait dengan Track Record dari perusahaan asuransi tersebut dalam pelayanan kepada Customer apakah pada waktu penerbitan polis maupun pembayaran klaim. Jika dalam pelayanan yang kurang bagus apalagi pada waktu terjadi klaim penyelesaian berlarut – larut maka perusahaan asuransi semacam ini akan ditinggalkannya. Namun jika kebalikannya maka tentu nasabah akan tertanam untuk mengasuransikan properti lainnya. d. empathy Perasaan ini timbul bagi Customer yang sudah minded insurance karena musibah yang datang secara tiba – tiba bisa merugikan dan meluluhlantakan semua property yang dimiliki seseorang. Seperti adanya bencana Catastrophe berupa Gempa bumi disertai Tsunami yang berakibat atas harta benda dan jiwa ratusan ribu orang. Jika penyelesaian klaim atas musibah ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa menyulitkan bagi customer yang mengalami klaim maka perusahaan asuransi ini telah berhasil menarik simpatik dan empatik dari masyarakat banyak. Sehingga ikut program asuransi menjadi suatu kebutuhan bagi perorangan maupun badan yang akan belajar dari pengalaman musibah yang terjadi. e. responsibility Perusahaan asuransi akan tetap bertanggung jawab atas suatu kelalaian dan kealpaan yang dilakukan oleh aparat pemasaran ( sales forces ) . Hal ini bisa terjadi karena pembinaan terhadap agen yang kurang optimal . Perusahaan akan tetap berpegang pada moralitas dan etika di seluruh jajaran marketing agar bisa melakukan suatu hal yang merupakan harapan bagi semua pihak. Indikasi tingkat Loyalitas ( Service Quality ) : 1. Customer Satisfaction Mengukur dan mengelola kepuasan pelanggan dimana perusahaan asuransi mempunyai standar masing – masing karena portfolio dari profile atas exposure yang dimiliki sangat heterogen satu dengan yang lainnya. 2. Customer Retention Mengukur tingkat perpindahan ( customer rate of defection ) dan menyelidiki penyebab – penyebabnya serta identifikasi pelanggan – pelanggan yang bernilai tinggi ( high value ) sehingga membuat loyalty programme untuk mencegah pelanggan pindah ke pesaing lainnya. 3. Customer Relationship Management ( Migration ) Melihat Customer wallet share satu per satu . Pelanggan dikelola supaya tetap atau bahkan meningkatkan belanjanya pada perusahaan bukan malah turun belanjanya. Migrasi diusahakan sedikit menjadi banyak atau dari bawah ke atas. 4. Customer Enthusiasum Pelanggan antusias akan menunjukkan komitmen yang kuat kepada produsen. Penyebaran informasi mengenai perusahaan asuransi kepada rekan dan keluarga tanpa adanya perintah atas produk dan company profile yang lebih dikenal dengan istilah buzzing . Customer tersebut bisa merekomendasikan kepada customer lain yang belum mengerti tentang produk yang telah diluncurkan oleh perusahaan asuransi. Hal ini merupakan salah satu indikator yang terbaik untuk menunjukkan loyalitas pelanggan. Kesimpulan : 1. Adanya pengembangan produk yang diluncurkan oleh perusahaan Asuransi untuk memenuhi kebutuhan segmentasi dari kecil sampai menengah . 2. Adanya kebutuhan produk dan disertai payung hukum yang dilakukan oleh Regulator dengan tetap menerapkan prinsip – prinsip yang Prudent . 3. Adanya strategi pemasaran yang dilakukan agar produk asuransi Mikro dapat tercapai sesuai dengan target yang diharapkan . 4. Bancaassurance merupakan strategi distribusi alternatf dalam melakukan penjualan produk – produk asuransi Mikro . Daftar Pustaka : Delozier, M. Wayne, The Marketing Communication Proses. Tokyo: Mc. Graw Hill Kagakusha, Ltd. 1976. Djayakusuma, Tams, Periklanan. Bandung: Armico,1982. Enger, Jean E., Consumer Behavior (sixth Edition), Chicago: The Dry and Press, 1990. Jefkins, Frank, Periklanan. Jakarta: Erlangga, 1997. Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan. Jakarta: Grafiti, 1995. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanan, dan Penganalisaan, Jakarta: Erlangga, 1990. Kotler, P & Robert E., Social Marketing: Strategies For Changing Public Behavior, New York: The Free Press, 1989. Lewis, Herschell Gordon, Iklan yang Efektif. Jakarta: Dahara Prize, 1996. Nickles, William G., Marketing Communication and Promotion (Third Edition), New York: John Wiley & Sons. Inc. 1984. Panuju, Redi, Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gramedia, 1995. Pujiyanto, Periklanan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2001. Sendjaja, Komunikasi Pemasaran Meyongsong Abad XXI Niching dan Mining (dalam Jurnal Komunikasi). Jakarta: Gramedika, 1997. Hermawan Kertajaya, Locking Loyalty ,Garuda Marketing News , Jakarta , 2004 hal 78

Tidak ada komentar:

Posting Komentar